Menjaga Denyut Gerakan Literasi Masyarakat di Kampung Literasi
Literasi adalah poros pendidikan sepanjang hayat bagi masyarakat. Berbagai upaya pengembangan kegiatan literasi pun terus dilakukan. Setelah pencanangan GIM, Kampung Literasi (KL) pun mulai dikembangkan. Kampung Literasi merupakan upaya untuk menjaga agar kegiatan literasi di masyarakat terus berdenyut dan berkelanjutan. KL diharapkan menjadi tempat lahir dan tumbuhnya simpul-simpul masyarakat yang literat.
Konsep KL adalah kawasan kampung yang digunakan untuk mewujudkan masyarakat melek aksara (dasar, lanjutan, multi aksara) agar memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas. KL diharapkan bisa mengembangkan dua literasi dasar, sudut baca di tempat-tempat yang memungkinkan yang berlokasi di sekitar KL serta mengembangkan aktivitas literasi yang berkelanjutan. Ruang lingkup dan jangkauan KL adalah masyarakat dan kampung/desa yang berada di sekitar lokasi KL.
Yang menjadi prinsip-prinsip dalam pelaksanaan program KL adalah KL dibentuk untuk memberikan berbagai layanan yang didasarkan atas prakarsa masyarakat, lembaga/organisasi, pemerintah serta tokoh masyarakat setempat dan semua program atau kegiatan yang diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat setempat sebagai upaya membangun lingkungan dan kualitas kehidupan yang lebih baik. Syarat-syarat dalam pelaksanaan KL antara lain:
1. Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak;
2. Ada lembaga yang bersedia mendirikan dan mengelola KL secara berkesinambungan serta didukung dengan adanya komitmen pemerintah dan masyarakat setempat;
3. Ada layanan informasi berupa buku dan non-buku yang disediakan di TBM/pojok baca/gardu baca/warung baca/perpustakaan desa yang dilengkapi teknologi informasi.
4. Memiliki program layanan keterampilan untuk meningkatkan kompetensi masyarakat setempat, khususnya berbasis kearifan budaya setempat.
Tujuan pelaksanaan program KL adalah menyediakan layanan informasi pada jalur pendidikan nonformal kepada masyarakat berupa buku maupun nonbuku yang disediakan TBM, pojok baca, gardu baca, warung baca yang dilengkapi dengan teknologi informasi; meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap masyarakat sehingga memiliki kualitas hidup yang baik; menyediakan informasi dan sumber akses informasi kepada masyarakat berkaitan dengan pendidikan, sosial budaya, seni, hukum, ekonomi, kesehatan dan teknologi informasi.
Hasil yang diharapkan dari pelaksanaan program KL adalah tersedianya layanan informasi pada jalur pendidikan nonformal berupa buku maupun nonbuku yang tersedia pada TBM, pojok baca, gardu baca, warung baca yang dilengkapi dengan teknologi informasi; masyarakat memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengembangan sikap yang positif sehingga memiliki kualitas hidup yang baik; tersedianya layanan informasi dan sumber akses informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan, sosial budaya, seni, hukum, ekonomi, kesehatan dan teknologi informasi.
Bentuk-bentuk kegiatan yang dapat dilakukan dalam program KL antara lain:
1. Pengenalan, Apresiasi dan Aksi Literasi
a. Pengenalan dan aktivitas bagi masyarakat yang berkaitan dengan 6 aspek literasi, yaitu literasi baca tulis, literasi berhitung, literasi sains, literasi teknologi informasi dan komunikasi, literasi keuangan serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
b. Kelompok Baca Berkala
Kelompok baca berkala adalah kegiatan untuk sama-sama membahas sebuah buku atau isu tertentu. Kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam membaca yang lebih komprehensif, meningkatkan kemampuan untuk menganalisa dan mengkritisi secara utuh isu-isu tertentu yang sedang berkembang di masyarakat.
c. Penulisan Sejarah Kampung dan Potensi/Kearifan Lokal
Penulisan sejarah kampung atau potensi dan kearifan lokal sebuah kampung merupakan upaya kita bersama untuk mempublikasikan dan melestarikan nilai-nilai dan sejarah kampung agar tetap hidup di masyarakat. Publikasi dan penulisan bisa dilakukan di berbagai media, cetak maupun elektronik.
2. Pojok Baca
Untuk memberikan kemudahan bagi masyarakat, KL perlu mengembangkan pojok baca di lokasi-lokasi yang memungkinkan di setiap RT dan RW. Pengembangan pojok baca juga didukung dengan sarana dan prasarana serta aktivitas literasi bisa dilakukan dengan melibatkan masyarakat setempat.
3. Penguatan Kapasitas Penggiat Literasi dan Masyarakat
Penguatan kapasitas penggiat literasi dan masyarakat dapat dilakukan dengan cara mengadakan sesi berbagi kisah sukses di antara sesama pengelola TBM dan penggiat literasi, menyelenggarakan ToT dengan materi mengenai pengelolaan TBM yang mandiri, kaderisasi dan pengembangan kegiatan dengan pendekatan 6 aspek literasi, menyelenggarakan pelatihan-pelatihan untuk masyarakat yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Rembuk Literasi Kampung Berkala
Kegiatan curah pendapat dari penggiat dan pemangku kepentingan terkait pengembangan Gerakan Literasi dengan ruang lingkup kampung/desa yang dilakukan secara berkala, misalnya satu bulan sekali. Dengan kegiatan ini diharapkan terjalin komunikasi antar warga, terciptanya kesamaan pemahaman warga mengenai pentingnya gerakan literasi dan lahirnya Peraturan Desa yang mendukung gerakan literasi, gerakan pun KL bisa menular ke kampung-kampung lain yang berada di sekitar lokasi KL.
5. Donasi Buku
Buku merupakan kebutuhan utama dalam gerakan pengembangan minat baca dan gerakan literasi. Program gerakan donasi buku, bisa menjadi gerakan bersama yang melibatkan seluruh komponen masyarakat agar kebutuhan akan bahan bacaan dapat terpenuhi.
6. Riset/Survei Minat Baca, Tingkat Literasi Masyarakat
Untuk mendapatkan data dan sebagai bahan evaluasi, perlu diadakan riset/survei minat baca di daerah-daerah lokasi penyelenggaraan GIM. Hasil survei ini bisa menjadi data untuk melakukan evaluasi dan perbaikan kegiatan-kegiatan selanjutnya.
Indikator keberhasilan program Kampung Literasi antara lain:
a. Meluasnya informasi masyarakat terhadap program Kampung Literasi.
b. Meningkatnya kunjungan masyarakat ke Kampung Literasi untuk mencari informasi dan atau belajar keterampilan.
c. Meningkatnya layanan informasi pada jalur pendidikan non-formal berupa buku maupun non-buku yang tersedia pada TBM, pojok baca, gardu baca, warung baca yang dilengkapi dengan teknologi informasi.
d. Masyarakat memiliki pengetahuan, keterampilan, dan pengembangan sikap yang positif sehingga memiliki kualitas hidup yang baik.
e. Meningkatnya aktivitas ekonomi masyarakat setelah penyelenggaraan program kampung literasi.
f. Tersedianya berbagai layanan informasi dan sumber akses informasi kepada masyarakat yang berkaitan dengan pendidikan, sosial budaya, seni, hukum, ekonomi, kesehatan dan teknologi informasi.
Tags : KEMENDIKBUD LITERASI PKBM AL-MASTHURIYAH
AL MASTHURIYAH INSTITUT
KI HAJAR DEWANTARA
- "-" (Di depan memberi Contoh)
- "-" (Di tengah Memberi Bimbingan)
- "-" (Di belakang Memberi Dorongan)
- : AL-MASTHURIYAH INSTITUT
- : 13 Februari 2021
- : Basoka -Rubaru
- : mahfudp@gmail.com
- : 081807056262
Posting Komentar